Karawang dan Bekasi adalah dua daerah di pantai utara Jawa Barat yang dalam
banyak hal memiliki kesamaan. Dua nama ini tercatat dalam tinta emas puisi
Chairil Anwar yang menggambarkan perjuangan tiada tara para pahlawan
mempertahankan kemerdekaan. Kedua daerah ini juga tercatat sebagai lumbung padi
(dulu) dan lumbung pabrik (kini). Kesamaan lainnya, kedua daerah ini kini
sama-sama sedang dipimpin oleh perempuan bergelar dokter. Yang satu bernama
dokter Neneng Yasin dan yang kedua dokter Cellica Rachardiana.
Namun…
Dimata buruh yang menyesaki pabrik-pabrik antara Karawang Bekasi, kedua
perempuan ini agak berbeda. Dua tahun berturut-turut Bupati (plt) Karawang
mampu dan mau menandatangani Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang jauh lebih
tinggi dibandingkan Kabupaten Bekasi. Bahkan bukan saja mengungguli UMK
Kabupaten Bekasi tetapi menjadi yang paling tinggi seantero jagat Republik
Indonesia.
Kenapa ????
Upah Buruh Karawang 2 Tahun Ini Jauh Lebih Tinggi dari Upah Buruh Bekasi ??
Berikut ini analisanya...
Pertama, walau bagaimanapun juga unsur kesolidan
Federasi Serikat Pekerja antara kedua daerah ini menjadi ukuran. Untuk ukuran
Kabupaten Bekasi, memang menjadi pionir dalam pengembangan serikat pekerja
modern pasca tumbangnya orde baru. Dari daerah ini, muncul pergerakan buruh
seperti FSPMI dengan tokoh sentralnya Said Iqbal. Namun seiring terus naiknya
Iqbal ke tingkat yang lebih nasional bahkan internasional, pelapisnya di
Kabupaten Bekasi belum sehebat dirinya dalam mengkondisikan gerakan.
Kedua, Umumnya serikat pekerja di Karawang masih
muda-muda. Semangat juangnya tinggi. Tingkat kesolidannya pun cukup teruji
karena ditempa pada saat musimnya serikat pekerja semakin menguat. Tingkat partisipasi
dan pelibatan anggota dalam setiap aksi juga lumayan. Ketergantungan pada tokoh
buruh atau individu belum terlalu menonjol sehingga “tidak saling mengandalkan”.
Ketiga, posisi kantor Pemda Karawang. Nah! Ini cukup
berperan. Lokasi kantor pemerintahan bupati Karawang yang terletak di tengah
kota lebih strategis. Karena letaknya yang mudah dijangkau itu pula memberi
efek positif (terhadap buruh tentunya) yang dengan leluasa mendatangi dan “mengepung”
kantor itu pada saat dilakukan perundingan pengupahan. Hal ini berbeda dengan
posisi kantor Pemda Kabupaten Bekasi yang terletak di pinggiran (Kawasan
Perumahan Delta Mas) yang sulit dijangkau dan tidak terlalu berpengaruh
walaupun dikepung dan diisolasi.
Keempat, seperti sudah disinggung diawal. Ini soal
kepemimpinan daerah yang beda gaya. Dalam 2 tahun terakhir, Cellica di Karawang
lebih mampu memuaskan dahaga kalangan buruh. Walaupun posisinya pelaksana tugas
(plt) namun beliau berani ambil resiko membuat rekor UMK yang tinggi. Hal ini
berbeda dengan Neneng Yasin yang memang berlatar belakang keluarga pengusaha. Neneng
justru pasang badan dan menindak tegas gerakan buruh.
Kelima, ada yang menganalisa Cellica berani
karena jelang pilkada. Jika ini menjadi alasan harusnya tahun kemarin, Cellica
tidak menandatangani UMK setinggi itu, toh pilkada masih 2 tahun lagi, seperti
saat ini di Kabupaten Bekasi yang akan menghadapi pilkada tahun 2017 nanti.
Aih, memang Cellica jauh lebih cantik! Eh.. ^_^
Begitulah...!
Dua tahun ini UMK Karawang jauh lebih tinggi
daripada Bekasi. Ada atau tidak ada PP 78 TAHUN 2015 dari Presiden Jokowi.
Selamat buat buruh Karawang yang telah berjuang keras dan dianugerahi bupati
cantik.. hehe..
Tingkat UMK yang tinggi akan lebih menghidupkan ekonomi
kawasan. Daya beli masyarakat menguat. Hal ini akan menciptakan efek ekonomi
yang lumayan besar. Buruh lebih mampu membeli perumahan, merenovasi rumah,
menyekolahkan anak ke pendidikan yang lebih tinggi, membeli peralatan
elektronik, pergi ke mall, berlibur dan hal yang lainnya. Tinggal masyarakat
sekitar memanfaatkannya dengan baik.
Salam!
Pengamat Perburuhan dan Percellica’an *_*
0 Response to "Kenapa UMK KARAWANG Jauh Lebih Tinggi dari BEKASI..?? Ini Rahasianya... "
Posting Komentar