Wow! Ternyata Tak Pernah Ada Sumpah Pemuda



Sebentar lagi, bangsa Indonesia akan memperingati hari Sumpah Pemuda. Peristiwa yang menandai lahirnya persatuan bangsa dalam pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia. Sumpah pemuda juga diyakini sebagai peristiwa mengkristalnya semangat pemuda untuk bersatu dalam satu panji yang menegaskan berdirinya Negara Indonesia, 17 tahun kemudian.

Sumpah Pemuda yang kita kenal adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan di Batavia (Jakarta kini) pada tanggal 27-28 Oktober 1928.  Yang menegaskan adanya kesamaan cita-cita akan adanya ‘Tanah Air Indonesia’, ‘Bangsa Indonesia” dan “Bahasa Indonesia.”  

   

Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut seperti yang tercantum di Museum Sumpah Pemuda yang menggunakan ejaan Van Ophuysen:       


Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.


                                                                                                                                                                                                                                                
Namun tahukah kawan ?

Ternyata istilah "Sumpah Pemuda" sendiri sebetulnya tidak muncul pada saatu kongres tersebut, tetapi sebutan ini muncul atau diberikan setelah kongres itu. Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tahun ternyata tidak memiliki dokumen otentik. Yang ada adalah keputusan rapat tanggal 28 Oktober 1928.

“Berdasarkan data yang ada, tidak pernah ada satu baris pun ditulis kata Sumpah Pemuda dan para pemuda juga tidak sedang melakukan sumpah saat itu,” kata Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Phil Ichwan Azhari, di Medan, Selasa (28/10/2009). Dikutip dari antaranews. 

Phil Ichwan Azhari mengatakan, berdasarkan catatan dan dokumen sejarah diketahui bahwa hari Sumpah Pemuda yang diperingati sebagai peristiwa nasional, merupakan suatu hasil rekontruksi dari para “Bapak Pembangun Bangsa” ini yang didasarkan pada ideologi-ideologi dari generasi yang berbeda.

“Dalam arti bahwa peristiwa 28 Oktober 1928, yang diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda adalah rekontruksi simbol yang sengaja dibentuk kemudian setelah sekian lama peristiwa tersebut berlalu, yaitu adanya pembelokan kata `Poetoesan Congres` menjadi kata `Sumpah Pemuda, ” katanya.
Lebih lanjut Ichwan mengatakan, apabila teks asli hasil kongres pemuda 28 Oktober 1928 diteliti maka tidak akan ditemukan kata sumpah pemuda melainkan Poetoesan Congres.

Menurut dia, hal tersebut dilakukan sebagai cara Soekarno untuk memberi peringatan keras kepada dalang gerakan separatis yang mulai muncul menentang keutuhan Bangsa Indonesia.

Dalam arti bahwa, pembelokan kata “Poetoesan Congres” menjadi kata “Sumpah Pemuda” ditujukan dan digunakan sebagai senjata ideologi terhadap pihak separatis yang dinyatakan melanggar sumpah pemuda tahun 1928.



Sebagaimana diketahui, lanjutnya, bahwa pada tanggal 28 Oktober 1954, Presiden Soekarno dan Muhammad Yamin membuka Kongres Bahasa Indonesia yang kedua di Medan, dan Yamin dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kabinet Ali Sastroamijoyo memberikan pidato pembukaan.

Pada saat itu, Soekarno dan Yamin, sedang membangun simbol yang menjadi bagian dari susunan ideologi sebuah bangsa dan negara, dimana pilihannya jatuh pada tanggal 28 Oktober 1928 dan saat itu pula kata “Poetoesan Congres” dibelokkan menjadi “Sumpah Pemuda”.

Sejak saat itu yakni tahun 1954, tanggal 28 Oktober dianggap sebagai hari kelahiran sumpah pemuda untuk pertama kalinya. “Dengan kata lain bahwa Kongres Bahasa Indonesia kedua di Medan tahun 1954 itu, telah menjadi awal yang menganggap tanggal 28 Oktober 1928 sebagai hari kelahiran Sumpah Pemuda,” katanya.

Staf peneliti Pussis Unimed, Erond Damanik, mengatakan, pada intinya pembelokan kata Poetoesan Congres menjadi Sumpah Pemuda adalah sebagai upaya untuk membentuk kesadaran nasional atas kemerdekaan bangsa ini.

Namun demikian, tidak semestinya peristiwa tersebut melahirkan kontroversi baru dalam pembelajaran sejarah nasional Indonesia yang sudah semestinya mendapat penjelasan yang baik dalam pembelajaran sejarah Indonesia.

“Ini berarti bahwa perlu dilakukan pengkajian dan penelitian komprehensif sehingga peristiwa 28 Oktober 1928 tersebut dapat dipahami secara detail dan benar,”katanya kepada antaranews sebagaimana dilansir okthapiajourney.wordpress.com.

Dari penjelasan Dr Phil Ichwan Azhari ini dapat disimpulkan bahwa istilah Sumpah Pemuda tidak muncul pada tahun 1928 tetapi muncul kemudian pada masa setelah kemerdekaan. Sejatinya “Sumpah Pemuda” hanyalah Keputusan Kongres Pemuda Kedua pada tahun 1928. Namun bukanlah berarti Sumpah Pemuda itu tidak pernah ada, hanya istilahnya saja yang berbeda.

Salam Sumpah Pemuda!
#admin

0 Response to "Wow! Ternyata Tak Pernah Ada Sumpah Pemuda "

Posting Komentar